Surabaya,RakyatDemokrasi.Org- Permasalahan polusi debu yang melanda warga Rungkut kidul belum menemui solusi yang baik, bahkan masalah ini sudah diadukan ke DPRD Kota Surabaya. Sudah sekitar 7 bulan kampungnya dicemari debu yang diduga berasal dari sejumlah pabrik dia kawasan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).
Warga Rungkut Kidul akhirnya geram, mereka pun mendemo beberapa pabrik di kawasan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) yang diduga menjadi biang polusi. Selain berorasi, warga juga membentangkan poster berisi tuntutan yang beberapa diantaranya ditempel di badan mobil komando seperti “Warga Menuntut Ganti Rugi”, “Janda Meningkat Gara-gara Debu”, dan beberapa poster tuntutan lainnya. “Kami bisa mati bukan karena Corona, tapi karena limbah debu pabrik. Kalian enak-enak di dalam dapat gaji, tapi warga yang terima debunya,” teriak salah satu warga Rungkut Kidul Majemuk, Sri Setiani dalam orasinya di atas mobil komando, Kamis (18/3/2021).
Demo warga Rungkut Kidul yang mayoritas ibu-ibu ini, digelar maraton sejak pagi di beberapa pabrik di kawasan Rungkut Industri dan berakhir di PT Sinar Mas. Aksi turun jalan ini sendiri merupakan puncak kekesalan warga karena hingga saat ini belum ada progres dari pihak PT SIER, selaku pengelola kawasan.
Padahal sebelumnya DPRD Surabaya sudah beberapa kali memanggil pihak terkait, dan menggelar hearing (rapat dengar pendapat) bersama warga. Bahkan, Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono waktu itu, meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Satpol PP untuk mengusut tuntas polisi udara berupa debu industri di kawasan PT SIER tersebut. “Pencemaran itu tidak boleh terjadi lagi. Pabrik harus mengevaluasi standar produksi yang dijalankan. Fakta kasat mata, warga Rungkut Kidul diguyur abu dari limbah pabrik,” kata Awi sapaan Adi Sutarwijono.
Bahkan politisi PDIP ini meminta Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Surabaya untuk menangani pengaduan warga yang mengeluhkan adanya limbah debu tersebut.
Sementara itu anggota Komisi A DPRD Surabayan Arif Fathoni mengaku, bahwa pihaknya telah menggelar hearing terkait pencemaran debu industri ini. Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, PT Smart dan PT SIER telah mengungkapkan fakta-fakta terkait limbah debu yang berdampak kepada warga Rungkut Kidul. “Yang paling penting didahulukan pemulihan-pemulihan setelah ada polusi udara itu,” ucapnya waktu itu.
Namun hingga saat ini, polusi debu industri yang mencemari rumah-rumah warga di Rungkut Kidul belum juga tertangani, bahkan sudah memasuki bulan ketujuh. “Setiap hari kami membersihkan debu-debu dari pabrik yang mengotori rumah kami. Ini sangat mengganggu kesehatan, terutama anak-anak kami yang masih kecil dan ibu-ibu hamil,” kata Sri Setiani saat berorasi di depan PT Johnson.(Dim)