Surabaya,rakyatdemokrasi.org Seorang pemimpin daerah menjadi ketua organisasi kemasyarakatan, sangat rentan sekali menggunakan fasilitas negara dan anggaran yang bersumber dari APBD.
Gubernur Jawa Timur Kofifah Indarparawansah yang beberapa waktu lalu terpilih sebagai ketua umum Ikatan Alumni UNAIR Pusat, diduga telah menyalahgunakan kewenangannya sebagai pemimpin daerah Provinsi Jawa Timur.
Hal itu, sempat menjadi prediksi dari berbagai pihak, dimana terpilihnya Kofifah Indarparawansah sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA UNAIR) masa bakti 2021-2025 sangat rentan dan diduga telah menggunakan fasilitas negara dan APBD.
Achmad Anugrah selaku ketua LSM GARAD Indonesia menyikapi hal itu, dimana dirinya mengaku mendapatkan data terkait penggunaan anggaran APBD tahun 2021 senilai kurang lebih Rp.85 juta lebih.
"Jenis paket kegiatannya untuk jamuan makan rapat kerja pengurus IKA Unair pada 18 September 2021 di Bank Jatim jalan Basuki Rahmat Surabaya dan sebagai satkernya biro umum Setdaprov Jatim." Ujar yang akrab dipanggil Achmad Garad ini.
Masih Achmad Garad, "terus terang, ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial bagi organisasi kemasyarakatan yang lain. Banyak sekali fakta bahwa organisasi kemasyarakatan untuk meminta bantuan anggaran yang diperuntukkan yang sama aja harus rela antri itupun kadang tidak ACC, apalagi kondisi pandemi kayak gini, banyak alasan termasuk katanya di refokusing, lah ini kok bisa lolos lolos aja ya, apa harus jadi Gubernur dulu kali ya, supaya bisa lancar realisasinya," sindir yang juga sebagai koordinator relawan Jokowi Jawa Timur ini.
Seperti yang telah diketahui bersama, Kofifah Indarparawansah terpilih sebagai ketua umum Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA UA). Keputusan itu ditentukan dari kegiatan Kongres IKA UA ke-X yang dilangsungkan secara daring pada Sabtu (26/6).
Dalam gelaran kongres tersebut tercatat, dari delapan calon yang maju pada pra-kongres, tersisa empat calon yang tetap melanjutkan untuk berebut menjadi Ketum IKA UA. Hasilnya, dari total 94 suara yang masuk, Khofifah meraih 69 suara, disusul Totok Lusida 13 suara, Abdul Kadir Jaelani 6 suara, dan Dimas Oky Nugroho 3 suara.
Usai diputuskan menjadi Ketum IKA UA periode 2001 – 2025, alumnus Ilmu Politik UNAIR yang pernah menjabat Menteri Sosial RI itu menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran alumni UNAIR. Utamanya, yang turut berpartisipasi secara aktif dalam proses kongres yang berjalan dengan sangat baik tersebut.
“Prosesi kongres yang berjalan sangat baik ini sudah selesai, saat ini mari kita untuk ber-fastabiqul khoirot, berlomba menuju kebaikan untuk bersama-sama semakin memajukan IKA UA dan UNAIR tentunya,” ujar Khofifah.
Tidak hanya itu, pada kesempatan yang membahagiakan tersebut, Khofifah juga mengungkapkan bahwa IKA UA memiliki potensi yang luar biasa. Alumni UNAIR, sambungnya, sudah memberikan warna dan sumbangsih yang nyata dalam pembangunan skala regional, nasional maupun internasional.
“Hal-hal seperti ini tentu merupakan potensi yang sangat besar untuk terus kita tumbuh-kembangkan bersama. Oleh sebab itu, di tengah kesibukan kita untuk bangkit dari Covid-19 ini, mari kita optimalkan potensi yang dimiliki IKA UA dan segala bentuk ihtiar bersama yang akan kita lakukan tentu untuk makin membesarkan nama UNAIR dan anggota IKA UA,” tutupnya.(tim)