..
Benarkah Ruh Orang Meninggal Selama Sebulan Gentayangan Di Rumah?
Gambar ilustrasi

Benarkah Ruh Orang Meninggal Selama Sebulan Gentayangan Di Rumah?

Surabaya, rakyatdemokrasi.org- Banyak pendapat yang mengartikan ruh, ada yang mengatakan bahwa ruh itu jin yang halus, ada juga yang mengatakan bahwa ruh itu sifat.

Akan tetapi dua pendapat ini adalah pendapat yang mengingkari akan adanya siksa kubur.

Menurut sebuah hadits, orang-orang Yahudi pernah mengunjungi Nabi mereka bertanya tentang ruh, orang yang memiliki kitab, dan juga Raja Dzulkarnain.

Kemudian turunlah ayat yang menyebutkan tentang masalah (yang ditanyakan) mereka, khususnya surat Kahfi, dan juga mengungkapkan (ayat) tentang ruh.

Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Isra:85:

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا

Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.”

Apa Perbedaan Ruh dan Rawan (Sukma)?

Ketika orang bertanya tentang apa yang membedakan ruh dan rawan, maka jawabannya tidak ada perbedaan antara keduanya, seperti halnya tubuh dan tangan adalah satu, namun tangan memiliki kemampuan untuk bergerak sementara tubuh sama sekali tidak bergerak.

Begitupun ruh ia sama sekali tidak bergerak, sementara rawan atau sukma ia bisa datang dan pergi. Oleh karena itu, ruh dalam tubuh tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

Jika sukma atau rawan itu keluar dari tubuh maka hamba itu tertidur, tapi jika ruh yang keluar maka hamba itu mati tanpa keraguan.

Dimanakah ruh itu berada?

Jasad yang masih hidup, dikatakan ruh itu ada dalam seluruh tubuh. Sedangkan ruh setelah meninggalkan jasadnya, ia masih diperdebatkan dimana ruh ditempatkan.

Ada yang mengklaim bahwa tempatnya dalam sangkakala, dan jumlah lubang di sangkakala itu sesuai dengan jumlah makhluk yang dihidupkan sampai hari kiamat.

Dan beberapa dari ruh itu ada yang menikmati waktu mereka di sana, dan ada juga yang sedang merasakan siksa.

Pendapat lain mengatakan bahwa ketika ruh orang beriman dicabut, malaikat mengangkatnya ke langit ketujuh karena hal itu memuliakan dan meninggikan mereka.

"Tuliskan nama ini di tempat yang tinggi," seru sebuah suara dari hadapan Allah.

Kemudian ruh orang beriman itu dapat melihat di mana dia berada di surga karena malaikat telah membuka pintu gerbang ke surga dan mengembalikan ruh ke jasadnya, sampai terjadinya kiamat.

Sedangkan ketika malaikat membawa ruh orang-orang kafir ke langit dunia, mereka telah menutup semua pintu surga karena kehadiran ruh tersebut, memerintahkan mereka kembali ke tempat jasadnya, dan menyempitkan kuburnya.

Ketika pintu neraka telah dibuka untuk ruhorang-orang kafir ini, dia kemudian dapat melihat posisinya kelak dimana sampai hari kiamat terjadi. Keterangan tersebut sebagaimana sabda Nabi Saw;

“Sesungguhnya para mayit itu mendengar suara-suara sandalmu yang masih bernyawa di dunia, hanya saja mereka tercegah untuk berbicara”

Tempat ruh setelah kematian juga pernah menjadi topik perbincangan sebagian para ahli hikmah:

“Sesungguhnya ruh para Nabi itu di surga Adan, dan ruh yang ada dalam kuburnya sedang menikmati kenikmatan jasadnya."

"Kemudian ruh para syuhada ditempatkan di surga Firdaus, di tembolok burung pipit surga, di tengah surga."

Adapun ruhnya anak-anak orang musyrik ia berputar di dalam surga dan tidak memiliki tempat sampai hari kiamat, sedangkan ruhnya orang muslim yang berdosa disiksa di dalam kubur bersama jasadnya.

Sedangkan ruhnya orang kafir dan munafik ditempatkan di sijjin (neraka jahannam) yang diperlihatkan ketika pagi dan sore hari. Nasib Ruh setelah keluar dari jasadnya: Nabi, Saw bersabda:

"Ketika ruh itu keluar dari jasadnya, dan lewat masa tiga hari ia memohon.

“Ya Tuhanku, izinkanlah aku bisa berjalan dan menatap tubuhku, di mana aku pernah berada di tubuh itu,"

Kemudian ruh itu diizinkan. Kemudian ruh itu datang ke kuburnya. Dia melihat tubuhnya dari kejauhan dan melihat bahwa mulut dan hidungnya sudah berdarah, membuatnya terisak-isak menangis lama.

Kemudian ruh itu berseru: "Wahai tubuh yang malang, wahai sayangku, apakah kau ingat hari-hari hidupmu? ini adalah rumah, khususnya rumah kesedihan, rumah cobaan, rumah duka, dan rumah penyesalan”.

Kemudian Ruh itu kembali lagi pergi.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: bahwa ruh seorang mukmin setelah meninggal dunia akan mengelilingi rumahnya dalam waktu satu bulan.

Maka ruh itu melihat tentang apa yang tersisa dari kekayaannya, termasuk bagaimana pembagiannya, juga bagaimana hutangnya dibayar.

Setelah sempurna satu bulan, ruh itu kembali ke liangnya (kuburan). Kemudian, ruh itu kembali berputar, dan orang-orang yang berduka atas kematian setelah satu tahun berlalu, ruhnya akan diangkat ke tempat berkumpulnya ruh-ruh tersebut hingga Hari Kebangkitan, yaitu hari ditiupnya sangkakala.

Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas ra: “Pada hari raya (asyura, Jum’at pertama dibulan Rajab, dan pertengahan Sya’ban juga malam Jum’at) keluarlah ruh-ruh itu dari alam kuburnya, dan berdiri di pintu rumahnya masing-masing seraya berkata:

“kasihanilah kami di malam yang penuh berkah ini dengan sedekah, sesungguhnya kami membutuhkan sedekah, jika kalian bakhil maka ingatlah kami dengan membaca Al-Fatihah, adakah seseorang yang mengingat kami?

Hai orang yang berdiam di rumah kami! Tidak ada pakaian bagi mayit dalam kuburnya, maka kamu jangan lupa dengan sepotong rotimu untuk sedekah dan doamu, sesungguhnya kami membutuhkannya.

Diceritakan pula, bahwa apabila mayit itu mendapatkan sedekah dan doa dari keluarganya maka ia kembali dengan senang dan gembira.

Dan apabila ia tidak mendapatkannya, maka ia kembali dengan bersedih hati dan terhalang, putus dari keluarganya.***


Sebelumnya Ratusan Bungkus Ta'jil Ludes Dalam Hitungan Menit, Alhamdulilah
Selanjutnya Hukuman Karena Tak Bayar Zakat Fitrah Menurut Al Qur'an Dan Hadist
Menyalinkode AMP MenyalinHarap perbaharui berkas ads.txt anda dengan baris-baris MGID. mgid.com, 691335, DIRECT, d4c29acad76ce94f
[Menyalin] kode AMP