Surabaya, rakyatdemokrasi.org- Korban dugaan penelentaran sebagai pekerja migran yang diberangkatkan oleh PT Perwita Nusaraya ke Singapura pada 2014 lalu, nampaknya harus memperbanyak Do'a supaya apa yang telah menjadi haknya yakni gaji selama ia bekerja dapat terbayarkan.
Hal ini diketahui, setelah pertemuan atas undangan dari UPT P2TK Disnakertrans Jatim pada Rabu 20 September 2023 di ruangan Parleva yang juga dihadiri oleh perwakilan perusahaan yang dianggap deadlock itu, hingga deadline yang disampaikan belum mendapatkan respon kembali.
"Berdasarkan surat kuasa pendampingan, kami mendatangi UPTP2TK Disnakertrans Jatim, untuk koordinasi lanjutan." Ujar Achmad Garad selaku LSM pendamping. Senin (02/10/2023).
Kedatangan LSM pendamping ke kantor UPTP2TK, tak hanya dalam rangka pembahasan formal terkait persoalan dengan PT Perwita Nusaraya, namun juga diketahui bahwa persoalan yang dialami oleh pekerja migran ini, juga dialami pada agensi yang diduga ilegal dan bekerja di Malaysia selama 2 (dua) tahun pada tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2023 juga tidak menerima gaji sama sekali, bahkan pulang ke Indonesia hanya dibekali paspor saja.
"Untuk persoalan dengan PT Perwita Nusaraya, menurut pihak UPTP2TK rencananya akan ada pemanggilan mediasi ulang."
"Sedangkan untuk persoalan dengan agensi Malaysia, mereka merasa kesulitan untuk mengupayakan, karena berangkatnya secara ilegal." Imbuh Achmad Garad.
Namun, pria yang akrab dengan kacamata hitam ini mengaku bakal turut berjuang, supaya pekerja migran yang kini menjadi dampingannya tersebut mendapatkan apa yang telah menjadi haknya secara penuh.
"Kalau secara petunjuk, bahkan secara data. Ini masih banyak celah untuk diperjuangkan, tinggal pihak Dinas serius apa enggak untuk bergerak." Ungkapnya.
"Yang jelas, semua ada deadlinenya. Kalau sudah melebihi dari deadline kami, ya ditunggu saja apa yang nantinya menjadi gerakan kami, yang jelas kami tak akan berhenti hingga apa yang menjadi hak pekerja yang di dua tempat ini yakni Singapura dan Malaysia dapat diberikan. Meski nantinya jalan yang ditempuh penuh lubang dan berliku-liku. Saya sih ok saja." Pungkasnya. (Bersambung)