Surabaya, rakyatdemokrasi.org- Pendaftaran Calon Kepala Daerah (Cakada) pada pemilihan umum serentak akan dibuka pada tanggal 27 Agustus 2024 ini, di Pemilihan Gubernur Jawa Timur hingga saat ini selain Khofifah-Emil yang telah siap maju, kandidat lain masih abu-abu.
Hal ini membuat miris para aktivis vokal yang ada di Surabaya Jawa Timur.
"Wong Jatim kok wedi tarong (orang Jatim kok takut berperang." Ujar Achmad Garad ketua kelompok relawan mandiri (KRM) saat berdiskusi dengan para aktivis mulai dari ketua LSM, Ormas hingga pemimpin redaksi media cetak dan online di warung kopi area Tambaksari Surabaya. Rabu (07/08/2024).
Ia mengungkit bahwa realita pada situasi terkini menuju Pilgub Jatim seolah saling menunggu mengingat adanya peristiwa hukum terkait pengelolaan dana hibah yang saat ini menjadi sorotan KPK.
"Gak usah njagakno ndog blorok, masalah hukum iku wes onok seng nggarap. (Tidak usah menunggu sesuatu yang tidak pasti, masalah hukum itu sudah ada yang kerjakan)." Ungkapnya seolah menyindir para Politikus atau Parpol yang bisa mengusung pada konstelasi Pilkada Jawa Timur 2024.
Justru, kata dia yang nantinya dikhawatirkan tidak adanya lawan yang jelas dari incumbent yang sudah terlalu over confidence untuk maju kembali dalam Pilgub Jatim 2024 ini.
"Kalau menurut saya, Khofifah-Emil jika pertarungannya nanti bertemu lawan yang pas, saya yakin bisa tumbang. Karena berdasarkan hasil catatan yang saya dapat di pelosok bahkan di lingkup Pemprov, rata-rata tak ingin Khofifah-Emil menjadi Gubernur lagi. Inginnya sih memiliki figur baru." Ungkapnya lagi.
Namun seperti yang sudah disampaikan sebelumnya melalui Catatan Rakyat Demokrasi beberapa waktu yang lalu, bahwa kekuatan Khofifah masih bisa dikatakan untuk tidak dianggap remeh, mengingat banyaknya tingkat pemimpin daerah yang menjadi Pj (Penjabat) Bupati/Walikota bisa jadi sebagai ajang balas budi.
"Jangankan tingkatan Pj, dari berbagai temuan yang hampir bisa dikatakan 80%, meskipun sudah lengser, masih terasa sebagai Gubernur. Banyak sih temuan dilapangan. Nanti saja, kalau sewaktu-waktu diperlukan, tanpa segan pasti akan kita buka untuk di publis, karena harapan saya untuk menjadi pemimpin Jawa Timur ini, harus diawali dengan suatu kejujuran. Karena itu sangat penting sekali. Kalau sudah tidak ada kejujuran, dampaknya sangat jelas akan dirasakan rakyat khususnya masyarakat Jawa Timur." Pungkasnya. (red)