Tebo,Rakyat-Demokrasi.Org Pembangunan jalan di desa Tuo Ilir Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi, nampaknya menilmbulkan polemik dimasyarakat, pasalnya menurut ketua BPD Tuo Ilir M Tabrani mengatakan bahwa sesuai dengan papan proyek seharusnya dikerjakan di desanya, namun fakta dilapangan dikerjakan di desa lain.
Hal itu menjadikan polemik dikalangan masyarakat setempat, sehingga pengerjaan tersebut diduga janggal, "kami datangi kantor Dinas PUPR Tebo untuk meminta kejelasan, kenapa kok bisa salah nama desa," ujar M Tabrani yang mengaku telah mengaku sudah mengkonfirmasi pihak dinas PU bersama wakilnya Rina Dewi.
Masih Tabrani, "pengerjaan pengaspalan tersebut menelan anggaran 2,3 Milliar dengan volume panjang jalan yang disampaikan ke saya sepanjang 1.500 M², namun menurut sumber yang dilapangan diduga hanya sekitar 1.100 M² yang dikerjakan oleh pihak kontraktor, rekan rekan media bisa mengkonvrotir pihak PU, dan yang lebih kami sesali kenapa di papan nama kok tertera nama desa kami (Tuo Ilir) tapi pengerjaannya di desa lain (Telok Rendah Ilir)," imbuh Tabrani.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, awak media mengkonfirmasi Riving selaku Kabid di dinas PU Tebo melalui kontak whatsaapnya, "kami sudah jalankan sesuai aturan yang ada, karena keadaan pandemi, sehingga pengerjaan tersebut di refokusing jadi nilai 2,3 Milliar untuk pembangunan jalan tersebut," ujar Riving.
Saat ditanya terkait salah nama desa untuk pengerjaan, Riving masih bersih kukuh mengatakan bahwa itu sudah sesuai aturan, "masalah itu, sudah wewenang kami, untuk menentukan dimananya untuk yang dikerjakan lebih dulu," kilahnya.
Namun, menurut sumber yang dilapangan, diduga kuat pengerjaan tersebut telah dilangar terkait pengurangan volume, "saya sempat dengar, bahwa alasan pengurangan volume itu karena dibuat untuk menambal lubang, padahal kalau secara kasat mata dilapangan, untuk desa (Telok Ilir) yang dikerjakan sekarang ini tidak begitu ada lubang besar, justru yang di desa Tuo Ilir ini yang banyak lubang besarnya," ujar narasumber yang tak mau disebutkan namanya.
Persoalan pembangunan jalan tersebut menjadi polemik, karena untuk pengerjaan tersebut diduga kuat tidak sesuai dengan papan nama, dimana didalam papan nama seharusnya desa Tuo Ilir, namun dikerjakan di desa Telok Rendah Ilir. Serta pengurangan volume itu juga membuat asumsi publik, bahwa proyek tersebut tersebut patut diduga adanya praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme.(KKN).(Edi)