..
Rata-Rata Arek Surabaya Masih Malas Bahas Politik
©Tempo.co

Rata-Rata Arek Surabaya Masih Malas Bahas Politik

Surabaya, rakyatdemokrasi.org- Mendekati tahun politik tahun 2024, mulai dari relawan hingga pengurus partai, sudah mulai memanaskan, dengan mempromosikan calon yang diusung, baik melalui baliho atau melalui dunia Maya.

Namun bagaimana menurut pendapat dari kalangan pemuda Surabaya?

Surabaya disebut sebagai Kota Pahlawan, arek-arek Suroboyo sebutan pemuda Surabaya dari pantauan Mediarakyatdemokrasi grup, nampaknya rata-rata masih santuy (santai), belum memikirkan sama sekali.

"Sek males ngomongno politik mas (masih malas berbicara soal politik)". Ujar Cak Mat pegawai swasta yang asli Surabaya Barat.

Sebutan Cak adalah khas Surabaya yang artinya kakak laki-laki atau panggilan bagi orang laki-laki yang lebih tua.

Sedangkan Ning Ana, seorang penjual produk UMKM turut menimpali.

"Onok wayahe mas, cuman lak saiki dikongkon ngomong Politik, sek durung mikir, mending aku tak mikir masarno produk usaha ku mas, kok sek sepi ae (ada waktunya mas, cuman kalau sekarang disuruh berbicara politik, masih belum mikir, mendingan saya mikir memasarkan produk usaha saya saja, kok masih sepi." Ujar Ning Ana yang diketahui sebagai pengusaha UMKM produksi kue tradisional asli Surabaya Utara.

Sebutan Ning adalah khas Surabaya yang artinya kakak perempuan atau panggilan bagi perempuan Surabaya lebih tua.

Dari kelompok pemuda pelaku budaya, pun mengatakan hal yang sama.

"Sebenere wes males ngomong politik, seng mrene akeh mas, njalok tolong ndolek suoro, lak wes dadi gak kenal ambek awak e dewe. (Sebenarnya sudah malas ngomong Politik, yang datang kesini banyak mas, minta tolong mencarikan suara, tapi kalau sudah jadi gak kenal sama saya)." Ujar seniman yang sering tampil aksi teaterikal drama dengan tema kebangsaan, namun tak mau disebutkan namanya asli pemuda Surabaya Utara.

Dari beberapa pemuda Surabaya yang lain, kebanyakan merasakan kecewa, karena hanya sebagai asas pemanfaatan saja, maka dari itu diperlukan adanya edukasi dalam pemahaman politik yang santun dan berkesinambungan, bukan yang hanya sebagai pemanfaatan politik praktis.

Karena hal ini bisa berdampak akan kurang minatnya serta juga dapat meminimalisir untuk menekan angka golput dalam pesta demokrasi, baik itu tingkat pusat ataupun daerah. (Yyk)


Sebelumnya Panglima TNI Jendral Andika, Dukung Lemhanas Kurikulum Strategis Sasar
Selanjutnya Tak Melulu Soal Duit, Soimah Malah Sempat Tolak Tawaran 500Juta...
Menyalinkode AMP MenyalinHarap perbaharui berkas ads.txt anda dengan baris-baris MGID. mgid.com, 691335, DIRECT, d4c29acad76ce94f
[Menyalin] kode AMP