..
Bos AREMA Buka Suara, Sesalkan Hal Ini : Kenapaaaaaa

Bos AREMA Buka Suara, Sesalkan Hal Ini : Kenapaaaaaa

Surabaya, rakyatdemokrasi.org- Petinggi Arema FC Ali Rifki menangis dengan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan banyak orang, saat ricuh pengamanan aparat pakai gas air mata terhadap suporter usai laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).

Ali Rifki akhirnya sampaikan suara usai kejadian yang menewaskan setidaknya 127 orang hingga Ahad atau Minggu (2/10/2022), di Stadion Kanjuruhan Malang, usai laga Arema FC Vs Persebaya.

Padahal laga tersebut hanya didatangi suporter Arema FC yakni Aremania, tanpa Bonek suporter fans Persebaya Surabaya, Ali Rifki protes terhadap sikap penembakan gas air mata yang dilakukan oleh aparat pengamanan.

Padahal juga penggunaan gas air mata di dalam stadion sudah dilarang dalam aturan FIFA, namun dalam pengamanan di Stadion Kanjuruhan justru digunakan oleh aparat pengamanan, Ali Rifki petinggi Arema FC ungkapkan kesedigannya.

Ali Rifki menuliskan tiga slide pada fitur Insta Story akun Instagram pribadinya @alirifki_87, Ahad atau Minggu pagi (2/10/2022).

Pada slide pertama dia menulis kata 'duso", yang bila diartikan dalam Bahasa Indonesia artinya dosa.

Pada unggahan selanjutnya Ali Rifki mengucapkan duka cita. "Innalillahi wainnailaihi rojiun selamat jalan," tulis Ali Rifki.

Kemudian pada unggahan selanjutnya Ali Rifki protes. "Kenapa saudara2ku d tembaki gas air mata (diikuti banyak emoticon menangis) Kenaapaaaaaaaaaaa," tulis Ali Rifki.

Sebelumnya manajemen Arema FC buka suara atas insiden Kanjuruhan yang menwaskan 127 orang hingga Ahad atau Minggu (2/10/2022) pagi, buntut kericuhan polisi dengan suporter dari Aremania usai laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya.

Manajamen Arema FC mengungkapkan permintaan maaf atas insiden yang terjadi menewaskan hingga lebih dari 100 orang usai laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, di sisi lain penggunaan gas air mata di dalam stadion dikritik habis dengan akibat yang fatal.

Manajemen Arema FC selain permohonan maaf juga membuka Crisis Center untuk membantu Aremania yang jadi korban tragedi Kanjuruhan semalam, usai laga Arema FC Vs Persebaya.

Melansir laman klub, manajemen menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban dalam musibah besar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada pekan ke-11 Liga 1 2022 pada Sabtu (1/10/2022).

"Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen Arema FC turut bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," ujar Ketua Panitis Pelaksana (Panpel) Arema FC, Abdul Haris.

Manajemen Arema FC, kata dia, juga akan membentuk Crisis Center atau Posko Informasi korban untuk menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.

"Manajemen juga akan membentuk crisis center atau posko informasi yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit," tambah Haris.

Manajemen Arema FC menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban dari Aremania.

"Kepada keluarga korban manajemen arema fc memohon maaf sebesar besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pasca musibah agar banyak yang diselamatkan," ujar Abdul Haris.

Polisi dikritik habis-habisan usai gagal menangani massa suporter dari Aremania yang masuk stadion udai laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, aparat kedapatan menembakkan gas air mata ke tribun penonton yang penuh, padahal benda itu dilarang oleh FIFA, beberapa Bonek bersuara.

Tragedi chaos penanganan massa suporter usai laga Arema FC Vs Persebaya ini yang menyulut perhatian ini disebut bukan soal kelompok sepak bola, tapi tragedi kemanusiaan, Bonek dan banyak kelompok suporter lain ikut berduka.

Polres Malang dikritik habis, akun Instagram Polres Malang diserbu habis-habisan oleh warganet yang umumnya dari kalangan suporter, termasuk Bonek fans Persebaya Surabaya.

Dalam salah satu unggahan sebelum laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Polres Malang membuat ajakan suporter untuk tak membawa flare ke stadion.

Namun kenyataanya polisi yang justru menggunakan gas air mata di dalam stadion yang penuh, bahkan banyak wanita dan anak-anak.

"Matikan flare, lempar gas air mata," sindir akun @dzak***.

"Aku Bonek pak. Tapi tindkan anggotamu gak masuk blas, cok!!!," tulis akun @ydst***.

"Aku Bonek tapi tindakanmu ngawur dengan menembak gas air mata dikira bisa bubar dengan kapasitas suporter full kaya gitu? Itu sama saja ada orang di dalam botol terus sampean semprot Baygon, itu penertiban atau penyiksaan," tulis akun @bond****.

Selain itu media sosisal Twitter juga ramai dengan tagar Kanjuruhan, Bonek, dan Polisi. Banyak di antara pengguna media sosial itu memberi kesaksian apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menyebut penembakan gas air mata menjadi salah satu penyebab banyak orang tewas di Stadion Kanjuruhan.

"Setop Kompetisi atas dasar kemanusiaan," tulis dia.

Seorang jurnalis dengan akun @ainurrohman di Twitter membeberkan mendapat keterangan bila total orang meninggal dunia mencapai 127 orang hingga, Ahad atau Minggu (2/10/2022) pagi sekitar pukul 06.0 WIB.

"Via Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, total 127 orang meninggal. 2 di antaranya anggota Polri. 34 Meninggal di Stadion Kanjuruhan, 93 meninggal dunia di rumah sakit," tulisnya. (rd/suara)


Sebelumnya Tragedi Kanjuruhan, YLBHI Dan LBH Sebut Negara Wajib Bertanggung Jawab
Selanjutnya Rekening Giro Di Bank Jatim Ada Denda Jika Saldomu Dibawah Minimum
Menyalinkode AMP MenyalinHarap perbaharui berkas ads.txt anda dengan baris-baris MGID. mgid.com, 691335, DIRECT, d4c29acad76ce94f
[Menyalin] kode AMP