..
Refleksi Harwan 2020,AH.Thony :

Refleksi Harwan 2020,AH.Thony : "Kecam Keras Pembalakan Cagar Budaya"

Surabaya Rakyat-Demokrasi.Org, Dalam rangka menyambut Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November, yang muncul dalam benak kita adalah kegigihan para pejuang yang membela tanah air.

Mereka para Pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya kepada negara. Terhadap para Kusuma Bangsa yang sudah gugur ini menjadi sebuah cerita yang harus bisa dipahami dengan penuh makna. Dalam hal memaknai perjuangan, wakil ketua DPRD Surabaya AH Thony mengajak semua komponen bangsa untuk meneladani bagaimana para Pahlawan itu memiliki sebuah karakter, mereka rela berkorban tidak untuk kepentingannya sendiri, tetapi untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.

Hal ini disampaikannya kepada media di ruang kerjanya, Senin (9/11/20). kota surabaya, menurut Thony, menjadi kota yang penting terkait hari Pahlawan karena latar belakang peringatan itu adalah peristiwa insiden 10 November 1945 yang terjadi di kota Surabaya. Dan peristiwa 10 November 1945 itu menjadi tonggak penting bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mengapa dikatakan demikian ? Karena setelah Indonesia merdeka dan diproklamirkan di Jakarta, proklamasi itu mendapat legitimasi yang kuat dari Yogjakarta. Dari situ wilayah Yogjakarta ditetapkan sebagai daerah istimewa. Selanjutnya, Proklamasi itu diuji keberadaan dan eksitensinya di Surabaya. Sehingga apabila Surabaya tidak melakukan perlawanan waktu itu, belum tentu Indonesia ini masih ada. Bisa jadi Indonesia dikuasai kembali pihak asing,” kata politisi Gerindra ini.

Sampai dengan saat ini dendam rasanya masih ada, maka setiap tahun rasanya ingin mengutuk bahwa penghancuran Rumah Radio pemberontakan Bung Tomo adalah bentuk dari perilaku masyarakat ataupun aparat yang mengkhianati dan tidak menghormati nilai perjuangan November. ” Ini menjadi peristiwa penting bahwa Pembalakan Cagar Budaya telah terjadi di Surabaya dan dilakukan terhadap situs yang bersejarah yang kita menyebutnya sebagai Cagar Budaya utama bangsa,” ulas Thony yang saat itu menjadi Koordinator aksi unjuk rasa KBRS menuntut pengembalian Rumah Perjuangan Bung Tomo 28 Oktober 2016 silam.

Terhadap mereka yang telah merusak Cagar Budaya, Thony mengatakan tak habis pikir. ” Situs untuk mempertahankan Bangsa dan Negara aja dihancurkan, apalagi situs-situs yang lain. Saya rasa itu KELAKUAN orang-orang yang tidak memiliki rasa Nasionalisme,” tegasnya.

Kepada siapapun yang terlibat, sampai saat ini Thony bersama masyarakat yang peduli Cagar Budaya mengecam keras tindakan itu. ” Dendam kita sebagai pelestari terus berkobar, kami ingin kawasan itu dikembalikan menjadi kawasan publik yang spiritnya menjadi sarana edukasi tentang dasyatnya sebuah perjuangan di Surabaya,” tandasnya.

Seperti yang diketahui masyarakat Surabaya, sejak Mei 2016 Rumah Radio Bung Tomo (RRBT) di jalan mawar 10-12 Surabaya sudah rata menjadi tanah. Padahal Pemerintah Kota Surabaya menjadikan rumah tersebut sebagai benda cagar budaya lewat SK Wali Kota Surabaya No. 188.45./004/402 1 04/1998.

Dihancurkannya RRBT ini secara tidak langsung adalah kesalahan dari Pemkot Surabaya melalui Dinas Cipta Karya yang waktu itu dikepalai oleh Eri Cahyadi dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Wiwik Widayati yang merekomendasi IMB dan renovasi RRBT. Dan sesaat rekom diberikan, PT Jayanata langsung merobohkannya.(DIM)


Sebelumnya Menhan Dikunjungi Dubes Inggris Untuk RI,Ada Apa Ya?
Selanjutnya Tak Kan Ada Toleransi,Terhadap Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak!
Menyalinkode AMP MenyalinHarap perbaharui berkas ads.txt anda dengan baris-baris MGID. mgid.com, 691335, DIRECT, d4c29acad76ce94f
[Menyalin] kode AMP