Bangkalan, rakyatdemokrasi.org- Massa pedemo dari ormas Madura Asli (Madas) telah membubarkan diri. Mereka meminta tuntutan yang telah disampaikan agar dipenuhi oleh pihak-pihak terkait atau mereka akan membuat aksi yang lebih besar lagi.
Pantauan di lokasi, demo yang diikuti kurang lebih 200 orang massa itu bubar sekitar pukul 14.00 WIB.
Massa yang mulanya berkerumun melakukan aksi orasi dan membentangkan spanduk di akses masuk Jembatan Suramadu jalur Bangkalan-Surabaya bergerak dari lokasi.
Sebagian besar massa yang naik sepeda motor itu kembali ke arah Surabaya.
Informasi yang dihimpun, massa yang mengikuti aksi hari ini memang didominasi mereka yang datang dari Surabaya dan Sidoarjo.
Meski demikian, massa yang datang dari berbagai daerah di Madura tidak bisa dibilang sedikit. Hampir bersamaan massa pengunjuk rasa itu bertolak kembali ke daerah asal masing-masing.
Ketua DPAC Madura Asli (Madas) Kecamatan Galis, Hanafi mengatakan bahwa aksi hari ini telah tuntas dilakukan.
Dia meminta apa yang menjadi tuntutan Madas mewakili masyarakat Madura soal tetesan air garam dan oli yang kerap menyebabkan kecelakaan segera ditangani.
"Kami minta agar tuntutan kami segera dipenuhi. Jika tidak, kami akan lakukan aksi yang lebih besar lagi," kata Hanafi kepada wartawan, Senin (25/9/2023).
Sebelumnya, Ketua DPC Madas wilayah Bangkalan H Muhammad Nurul Huda mengatakan hingga saat ini puluhan truk garam masih melintas setiap hari dengan tetesan air garam bercampur solar dan oli di jalanan hingga banyak terjadi kecelakaan.
Madas, kata Huda, sebelumnya sudah pernah memprotes hal ini terutama kepada Pemerintah Kabupaten Bangkalan dan juga kepada Pemprov Jatim.
Tapi menurutnya hingga saat ini tidak ada tindakan tegas kepada para pengusaha garam.
"Persoalan garam ini memang harus diselesaikan bersama Pemprov. Sebab garam ini diangkut ke luar Madura, sehingga tidak bisa diselesaikan hanya dari pihak di Madura saja," katanya.
Sementara itu pihaknya sepakat bersama pihak kepolisian dan dinas perhubungan soal denda bagi truk garam yang melintas. Denda itu akan digunakan untuk membeli air untuk menyiram bekas air garam yang licin.
"Tapi itu tidak bisa meng-cover masalah yang ada. Hanya meminimalisir saja. Sehingga kami butuh solusi yang tepat untuk hal ini supaya tidak lagi berjatuhan korban kecelakaan, baik luka-luka maupun meninggal," pungkasnya. (Tim)