Tebo,Rakyat-Demokrasi.Org Sebagai Bentuk apresiasi pengusaha dalam pelaksanaan kegiatan usahanya,perlu adanya kolaborasi dengan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat,namun banyak pengusaha yang mungkin tak menghiraukan hal tersebut,sehingga sering terjadi benturan dengan penduduk lokal,karena merasa tidak mendapatkan tempat atau pekerjaan diwilayahnya sendiri.
Hal itu,seperti yang ditampakkan oleh PT Lestari Asri Jaya,Perusahaan dibidang Perkaretan daerah Kabupaten Tebo,yang diduga telah memperkerjakan karyawan daerah lain bahkan diduga kuat lebih banyak pegawainya dari Provinsi lain ketimbang dari penduduk lokal.
Mendapati informasi tersebut,wartawan media Rakyat-Demokrasi.Org biro Tebo,mencoba mengkonfirmasi yang diketahui bernama Widi dan bertindak sebagai Manager di Perusahaan tersebut,"kita sampaikan melalui nomor wa nya dengan berbagai pertanyaan,termasuk kuota pekerja penduduk lokal dan ada info juga bahwa ada dugaan pemotongan gaji karyawan yang menurut info senilai lima ratus ribu rupiah yang katanya untuk BPJS,"Ujar Edi Wartawan RD Biro Tebo yang ditulisnya dalam pemberitaan ini dan dikirim ke redaksi.
Ada beberapa pertanyaan yang disampaikan dan terschrenshort,pertanyaan tersebut juga dijawab oleh Widi selaku Manager,"Berkenaan dengan Media,semua,itu wewenangnya head kantor (kantor pusat) klarifikasinya di kantor LAJ yang ada di Jakarta,dan kayaknya seluruh wartawan yang ada di Bungo/Tebo ini sudah tau semua,"ujar Widi dalam balasan di nomor WA nya.
Ketika ditelusuri lebih dalam,ada informasi lagi terkait dugaan pemotongan gaji sebesar 500 Ribu yang berada di Desa Suo-Suo,mendapati salah satu masyarakat yang mengaku sebagai karyawan di PT Lestari Asri Jaya,yang juga mengaku sebagai bekerja sebagai pengutip/potong karet.
Dirinya mau memberikan informasi,namun tidak ingin namanya disebut mengaku bukan sebagai penduduk asli,namun dirinya mengeluh ada pemotongan gaji dengan nilai kurang lebih 500rb rupiah,"Terus terang kami sangat kecewa dengan gaji nya,karena di potong oleh PT Lestari Asri Jaya,dan dengan alasan bermacam-macam,malahan ada juga yang di sebut pemotongan BPJS dengan nominal kurang lebih 500rb,"ujarnya kepada wartawan media ini.
Menurutnya lagi,ada dugaan pungutan liar (pungli) yang diduga kuat dipergunakan untuk membayar atau menggaji karyawan perempuan yang tidak ikut bekerja."saya juga sempat mempertanyakan kepada mandor atau pengawas terkait hal itu,tapi dijawab oleh mandor bahwa perempuan tersebut lagi hamil,"ujarnya lagi menirukan kata kata si mandor yang menimbulkan berbagai pertanyaan spekulasi atas keberadaan perempuan tersebut di PT Lestari Asri Jaya karena menurutnya perempuan tersebut tidak bekerja namun diduga mendapatkan gaji/bayaran.
Hasil pantauan wartawan media ini di lapangan,bahwa PT Lestari Asri Jaya,yang di sebut PT LAJ banyak menggunakan pekerja dari luar daerah dibanding dengan penduduk lokal,maka dari itu diharapkan ada peran Pemerintah Daerah supaya mengevaluasi perusahaan tersebut,karena dalam hal ini,selaku wartawan media ini biro Tebo termasuk juga sebagai salah satu putra daerah,yang juga paham terkait keadaan di wilayahnya,dan menurutnya banyak penduduk lokal yang saat ini hanya sebagai penonton saja.(Edi/red)