Surabaya Rakyat-Demokrasi.Org,UPT Makam Babat Jerawat akhir nya mengakui kesalahan dengan cara mengembalikan dana pemakaman korban covid-19 pada keluarga korban,yang sempat diberitakan oleh media ini.
Minggu pagi 11/10/2020 sekitar pukul 9 pagi,diketahui 2 orang yang mengaku dari UPT Makam khusus Covid-19 mendatangi rumah Alm.Siti Chotidjah yang dimakamkan di Babat Jerawat dengan status positif Covid.
Diakui oleh keluarga Alm,tujuan kedatangan kedua orang tersebut,untuk mengembalikan biaya pemakaman sebesar 270 ribu rupiah dengan meminta kwitansi nya serta dana 150 ribu rupiah untuk pembelian batu nisan.
Kedua petugas dari UPT Makam Babat Jerawat,saat melakukan pengembalian dana tersebut,dilayani oleh adik dan anak almarhum,dengan meminta kembali kwitansi yang sebelumnya dikeluarkan dari DKRTH dengan nilai 270rb rupiah,sebagai bentuk rincian atau restribusi.
Sementara itu Kusworo selaku Ketua RW 03 Kupang Krajan,saat dikonfirmasi atas perihal tersebut,tampak kesal,dirinya menyesalkan adanya peristiwa yang menimpa diwilayah yang dipimpinnya tersebut",saya ini sebagai ketua gugus tugas di kampung ini,terus terang saya kecewa dengan adanya tindakan semacam itu,kenapa pihak DKRTH saat melakukan penarikan dana tidak komunikasikan dulu dengan kita,ini sama hal nya tidak menghargai kami yang selalu memberikan edukasi kepada warga saya terkait Covid",sesal Kusworo
Masih Kusworo,persoalan ini tidak bisa dianggap remeh,karena bisa jadi dilakukan kepada warga saya yang lain,dan kami selaku gugus tugas tidak diberi tahu atau dikonfirmasi"imbuhnya
Baca Juga Sebelumnya :https://rakyatdemokrasi.org/baca-123-meninggal-karena-covidoleh-dkrth-ditarik-restribusi-pemakaman-270rb
Sementara itu,Achmad Anugrah selaku Ketua LSM GARAD Indonesia yang sempat menyoroti perihal tersebut,menyampaikan bahwa dirinya akan tetap melakukan konfirmasi ke DKRTH,karena menurutnya,hal ini bisa menjadi citra buruk antar petugas gugus dalam penanganan Covid",kami akan tetap minta klarifikasi dari pihak DKRTH,karena hal ini bisa menjadi mis komunikasi antar Gugus Tugas,yang berdampak dalam penangan Covid di berbagai wilayah",ujar yang akrab dipanggil Achmad Garad ini
"Kalau antar Gugus Tugas saja terjadi gesekan,bagaimana bisa maksimal penanganannya,sedangkan kita khususnya masyarakat Surabaya juga menginginkan Covid ini bisa ditangani dengan baik dengan kerja keras dan saling koordinasi antar petugas,mengingat juga Surabaya ini masih belum bisa dikatakan hijau untuk penyebaran Covid",tutub Achmad Garad(Iw)