Sampang Rakyat-Demokrasi.Org, Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah Provinsi, Kabupaten dan kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Pemerintahan Daerah antara lain kegiatan fisik bangunan.
Akan tetapi berbeda dengan kegiatan DAK di Kabupaten Sampang tepatnya kegiatan pembagunan atau rehabilitasi sarana dan prasarana dasar sekolah menengah pertama (SMP),di SMPS Islam Tanjung Desa Tanjung Kecamatan Camplong diduga dikorupsi oleh pihak kepala sekolah.
Pasalnya, kegiatan tersebut bersumber dari dana alokasi khusus dengan nilai anggaran mencapai Rp 378 ratus juta yang dikerjakan oleh pihak Swakelola (panitia pembangunan sekolah), masih banyak temuan-temuan yang tidak sesuai rencana anggaran biaya (RAB).
Antara lain, ukuran besi tiang beton mengunakan besi yang berdiameter 8,4 mm serta galian kedalaman pondasi kurang lebih 5 sampai 10 cm, sedangkan pondasi sangat berfungsi penting sebagai penunjang kekokohan struktur bangunan tersebut.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomer 11 Tahun 2020 tentang petunjuk operasional dana alokasi khusus fisik bidang pendidikan Tahun 2020, sesuai gambar Prototipe bangunan dan perabot sekolah menengah pertama Galian pondasi dengan permukaan tanah kedalaman kurang lebih 90 cm.
Sigit,selaku konsultan pengawas di SMPS Islam tanjung saat dimintai keterangan terkait ukuran besi yang dipakai menyampaikan, "besi yang digunakan ukuran 10 mm yang paling super semua". Ujarnya
Sementara Fudholy selaku Kepala Sekolah saat dikonfirmasi terkait bahan bangunan tersebut seolah olah menutup-nutupi. "terkait bahan bangunan khusunya ukuran besi saya tidak tau ukuran berapa, karena bukan saya yang mengerjakan dan yang mendatangkan bahan bangunan adalah pihak yayasan dan tukang bangunan, sedangkan saya pasrahkan ke pihak yayasan sekolah".elak Fudholy(Rz)
