Surabaya, rakyatdemokrasi.org- Lantunan selawat dikumandangkan sejumlah warga Sulung di depan Gedung DPRD Kota Surabaya, Senin (23/4).

Aksi tersebut sebagai bentuk keresahan masyarakat lantaran tempat ibadah di lingkungan mereka, yakni Musala Babussalam, dihancurkan secara paksa oleh PT KAI Daop 8 Surabaya pada (29/3) lalu.

“Musala kami dihancurkan oleh PT KAI. Kami hanya ingin beribadah. Di mana hati nurani PT KAI,” kata salah satu orator.

Selang satu jam kemudian, sepuluh orang perwakilan warga Sulung akhirnya ditemui oleh Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti dan Ketua Komisi A Pertiwi Ayu Krishna.

Salah satu perwakilan sekaligus pembina Musala Babussalam, Moh Zuhri meminta DPRD segera mempertemukan massa dengan pihak PT KAI.

“Kami minta musala dibangun kembali. Tidak minta apa-apa. Musala harus dibangun di tempat yang sama,” katanya saat mengadu ke wakil rakyat.

Tak hanya itu, dia juga mempersoalkan sikap arogansi PT KAI yang semena-mena. “Tidak ada surat pemberitahuan sebelumnya. Tiba-tiba langsung dibongkar. Pembongkaran sekitar pukul 09.00,” kata Zuhri.

Maka dari itu, dia dan massa aksi meminta keadilan. Musala yang sudah 75 tahun warga sekitar sana tempati untuk beribadah dan melaksanakan kegiatan keagamaan dibongkar.

“Tadi juga sudah diterima dengan baik keluhan kami. Akan dipertemukan dengan pihak-pihak terkait dan saya siap,” katanya.

Menanggapi adanya laporan tersebut, Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya Pertiwi Ayu Krishna menyampaikan pihaknya akan melakukan hearing terlebih dahulu.

“Hearing akan memanggil pihak-pihak terkait. Dalam proses rapat nanti, akan diketahui secara pasti, apakah benar terjadi sikap arogansi seperti yang dilaporkan warga,” ucap Ayu. (red)