Jakarta, rakyatdemokrasi.org- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut ada tiga zat kimia berbahaya yang ditemukan pada obat sirop yang dikonsumsi anak pengidap penyakit gagal ginjal akut.
Ketiga zat kimia itu ialah ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE). Seharusnya ketiga zat kimia berbahaya itu tidak ada dalam obat sirop.
"Kalau ada, maka kadarnya harus sangat sedikit," kata Budi.
Menurut Farmakope Indonesia EG dab DEG tidak digunakan dalam formulasi obat.
Akan tetapi dimungkinkan keberadaannya dalam bentuk kontaminan pada bahan tambahan sediaan sirop dengan nilai toleransi 0,1 persen pada gliserin dan propilen glikol 0,25 persen pada polyethylene glycol.
Kementerian kesehatan sudah melarang penjualan dan penggunaan obat bebas atau bebas terbatas dalam bentuk sirop untuk menekan faktor risiko gagal ginjal akut.
Tenaga kesehatan juga diminta menghentikan sementara peresepan obat-obatan sirop yang diduga terkontaminasi EG dan DEG.
"Sembari menunggu hasil penelitian kuantitatif BPOM, Kemenkes mengambil posisi konservatif dengan melarang penggunaan obat-obatan sirop," ucap Budi.
Bagi warga yang memerlukan obat berbentuk sirop yang tidak bisa diganti dengan obat lainnya seperti antiepilepsi disarankan berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak.
Jumlah anak usia di bawah lima tahun yang teridentifikasi mengalami gagal ginjal akut sudah mencapai 70-an per bulan.
"Balita yang teridentifikasi gagal ginjal akut sudah mencapai 70-an per bulan, realitasnya pasti lebih banyak dengan laju kematian mendekati 50 persen," tutupnya. (rd/antara/jpnn)
